Halaman

Jumat, 28 Oktober 2011

Elektroplating

Pelapisan secara listrik “electroplating” adalah elektrodeposisi pelapisan/coating logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrak dengan memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi berbeda dari pada logam biasanya tersebut (Anton dan Tomijiro, 1995).
Proses elektroplating merupakan salah satu metode dari pelapisan logam. Proses pelapisan elektroplating sering disebut juga dengan elektrodeposisi yaitu suatu proses pengendapan/deposisi logam pelindung diatas logam lain dengan cara elektrolisa. Adapun logam-logam yang digunakan sebagai pelapis adalah nikel, chromium, mangan, arsen, platinum, dan lain-lain. Peranan utama elektroplating selain melindungi logam dari korosi yaitu menambah daya tahan gesekan dan menambah kekerasan. Pelapisan nikel merupakan salah satu jenis pelapisan untuk menghasilkan sifat keras dan tahan aus pada permukaan logam (Kaban, dkk., 2010).
Elektroplating (lapis listrik) termasuk dalam proses yang secara umum disebut proses elektrolisa. Proses ini dilakukan dalam suatu bejana yang disebut sel elektronik dan berisi cairan elektrolit pada cairan ini minimal dicelupkan dua buah elektroda masing-masing elektroda dihubungkan kesumber listrik. Kutub positif dinamakan anoda sedangkan yang dihubungkan dengan kutub negatif dinamakan katoda (Anwar, S., 2008). Didalam proses elektrolisa terjadi reaksi oksidasi dan reduksi. Prinsip dasar dari pelapisan logam secara

Jumat, 14 Oktober 2011

Toksisitas Silikon (Si) dan Gejalanya


Silikosis adalah suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi partikelpartikel Kristal silika bebas (SiO2). Yang termasuk dengan silika bebas adalah kuarsa,tridimit dan kristobalit. Silika adalah Kristal yang sangat keras yang biasanya menempel di batu atau tanah atau terdapat ada juga yang terdapat di udara bebas.Partikel-partikel silika yang berukuran 0.5-5 μm akan tertahan di alveolus yaitu kantung berdinding tipis yang mengandung udara. Partikel ini kemudian di telan oleh sel darah putih yang khusus. Banyak dari partikel ini dibuang bersama sputum (dahak) sedangkan yang lain masuk ke dalam aliran limfatik paru-paru, kemudian mereka ke kelenjar limfatik. Pada kelenjar, sel darah putih itu kemudian berintregasi, meninggalkan partikel silika yang akan menyebabkan dampak yang lebih luas. Kelenjar itu menstimulasi pembentukan bundel-bundel nodular dari jaringan parut dengan ukuran mikroskopik, semakin lama semakin banyak pula nodul yang terbentuk, mereka kemudian bergabung menjadi nodul yang lebih besar yang kemudian akan merusak jalur normal cairan limfatik melalui kelenjar limfe. Ketika ini terjadi, jalan lintasan yang lebih jauh dari sel yang telah tercemar oleh silika akan masuk ke jaringan limfe paru-paru. Sekarang, foci baru di dalam pembuluh limfatik bertindak sebagai gudang untuk sel-sel yang telah tercemar oleh debu, dan parut nodular terbentuk pada lokasi ini juga. Kemudian, nodul-nodul ini akan semakin menyebar dalam paru-paru. Gabungan dari