Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan dalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud adalah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organic misalnya eter, aseton, kloroform, benzena, yang sering juga disebut ”pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup (Poedjiadi, 1994).
Di samping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi dalam dua golongan besar,Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar, yakni : (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipid gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid, serebrosida; (3) derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya asam lemak, gliserol dan sterol. yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid (Poedjiadi, 1994).
Lemak dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak jenuh adalah lemak yang banyak mengandung asam-asam jenuh, sedangkan lemak tidak jenuh adalah lemak yang
banyak mengandung asam-asam tak jenuh dan biasanya mempunyai titik leleh yang rendah (Schumm, 1993).Bila tidak mengandung ikatan-ikatan rangkap pada gugus hidrokarbonnya, maka asam lemak tersebut dikatakan jenuh. Bila ada ikatan rangkap, maka mereka biasanya dalam bentuk cis dan senyawa bersifat tidak jenuh. Asam-asam lemak biasanya teresterifikasi melalui gugus karboksil ke berbagai alkohol seperti gliserol. Gliserol yang mengikat tiga asam lemak melalui ikatan ester disebut suatu trigliserida, bentuk terpenting dari cadangan bahan bakar yang disimpan dalam tubuh manusia (Schumm, 1993).
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Sebagai contoh tristearin, yaitu ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat, mempunyai titik lebur 71º C, sedangkan triolein, yaitu ester gliserol denga tiga molekul asam oleat, mempunyai titik lebur -17 º. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung di dalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karenanya makin banyak ikatan rangkap, makin banyak pula iodium yang dapat bereaksi. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Jadi makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium ( Poedjiadi, 1994).
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, kedua istilah ini berarti ”triester dari gliserol.” Perbedaan antara suatu lemak dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar, lemak berbentuk padat dan minyak bersifat cair. Sebagian besar gliserida dalam tumbuhan cendrung berupa minyk; karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani dan minyak nabati (Fessenden dan Fessenden, 1994).
Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Misalnya, tristearat dari gliaserol diberi troistearin, dan tripalmitat dari gliserol, disebut tripalmitin. Minyak dan lemak dapat juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester (Fessenden dan Fessenden, 1994).
Titik leleh dari asam lemak tak jenuh yang sangat rendah dibandingkan asam jenuh. Contohnya, bandingkan titik leleh asam stearat dan asam oleat, yang strukturnya hanya dibedakan oleh satu ikatan rangkap. Perbedaan yang sama juga berlaku untuk trigliserida yaitu semakin banyak ikatan rangkap dalam porsi asam lemak dari triester, semakin rendah titik lelehnya (Hart, dkk., 2003).
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida atau trigliserida. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Ketiga molekul asam lemak itu boleh sama, boleh berbeda (Poedjiadi, 1994).
Gabungan gliserol, dua asam lemak dan satu asam fosfat menghasilkan suatu fosfolipid. Bila tidak ada gugus lain terikat kepada asam fosfat, maka senyawa itu disebut sebagai asam fosfatidat. Dua kelompok khusus dari lemak yaitu prostaglandin dan steroid, berfungsi sebagai hormon. Prostaglandin berasal dari asam arakidonat. Steroid adalah hidrokarbon yang mempunyai cincin empat. Steroid-steroid yang penting dalam sel-sel mamalia semuanya berasal dari kolesterol. Pada manusia, kolesterol ditemukan terutama sebagai bagian dari membran plasma, steroid lain yang berperan penting secara fisiologis adalah mineralokortikoid, glukortikoid, hormon sex, asam empedu dan vitamin D (Schumm, 1993).
Kegemukan telah menjadi masalah yang sudah tidak asing lagi bagi Negara yang sedang berkembang maupun Negara berkembang dan obesitas inilah yang menjadi penyebab utama dari penyakit misalnya diabetes, kanker, penyakit jantung dan hipertensi. Baru-baru ini telah ditemukan efek alami dari inhibisi antioksidan (asam flavonoid dan penolik) dalam 3T3-L1 adiposites. Hasil penemuan itu memperlihatkan bahwa asam orto coumaric adalah inhibisi tertinggi intraselular trigliserida yang mana terdiri dari 15 asam fenol dan 6 flavonoids (Chin dan Gow, 2007).
0 komentar:
Posting Komentar