Halaman

Sabtu, 23 April 2011

Alkohol (etanol) dalam Tubuh

Ramuan utama minuman beralkohol ialah etanol. Etanol ialah sejenis bahan kimia yang berupaya menekan aktivitas otak, justru mengubah kewibawaan akal fikiran. Penggunaan alkohol secara  untuk masa yang lama dapat menyebabkan  kesan  penagihan dari segi rohani dan jasmani.
Setelah diminum, alkohol mungkin diserap ke dalam darah melalui perut. Namun begitu, jalan utama alkohol masuk ke dalam darah yaitu melalui usus kecil, kemudian dibawa ke jantung yang kemudiannya menyebarkan darah beralkohol tadi ke seluruh tubuh. Seperti yang dinyatakan, akibat utama alkohol ialah di otak. Di sini, alkohol menyebabkan seseorang mengalami krisis diri dan juga bisa berdampak dari segi belajar.  Selain dari akibat terhadap otak, alkohol berdampak pada sistem dan organ tubuh. Contohnya, dampak terhadap sistem peredaran darah menyebabkan darah lebih banyak dialirkan ke kulit, sehingga menyebabkan kulit peminum menjadi kemerah-merahan.  detak jantung juga bertambah cepat dan kuat seperti  sedang melakukan olahraga. Alkohol juga menyebabkab gastritis. Peminum alkohol  biasanya sering buang air kecil karena etanol dpt menggagu hormone penahan kencing.
Bahaya alkohol juga sangat kelihatan terhadap peminum alkohol kronik (alcoholic). Penggunaan alkohol
secara berpanjangan dapat mengakibatkan komplikasi fizikal, kejiwaan, dan sosial. Selain daripada ulser perut, alkohol juga dapat menyebabkan sirosis hati. Peminum alkohol juga mungkin mengalami anemia, hipoglisemia (kekurangan gula di dalam darah, dan kekurangan vitamin). Otot-otot, rangka, dan jantung juga mengalami degenerasi dalam jangka masa panjang.
Kerusakan saraf dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti sindrom Wernicke-Korsakoff dan kerusakan sel-sel otak, yang kemudian menuju kepada komplikasi psikiatri. Peminum sering mengalami halusinasi pendengaran, amnesia, paranoid, depresi, dan kecenderungan membunuh diri.
Bagaimana metanol dapat meracuni tubuh
Dalam tubuh metanol akan dimetabolisme di lever oleh enzim Alkohol Dehidrogenase (DHA) menjadi formaldehide dan selanjutnya oleh enzim Formaldehide dehidrogenase (FDH) diubah menjadi asam format. Kedua hasil metabolisme tersebut merupakan zat beracun bagi tubuh terutama asam format.
Pada kasus keracunan metanol, formaldehida tidak pernah terdeteksi dalam cairan tubuh korban karena formaldehida yang terbentuk sangat cepat diubah menjadi asam format (waktu paruh 1-2 menit) dan selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama (kurang lebih 20 jam) oleh enzim 10-formyl tetrahydrofolate synthetase (F-THF-S) untuk mengoksidasi asam format menjadi senyawa Karbon dioksida dan air, sehingga ditemukan adanya korelasi antara konsentrasi asam format dalam cairan tubuh dengan kasus keracunan metanol.
Berat ringannya gejala akibat keracunan metanol tergantung dari besarnya kadar metanol yang tertelan. Dosis toksik minimum (kadar keracunan minimal) metanol lebih kurang 100 mg/kg dan dosis fatal keracunan metanol diperkirakan 20 – 240 ml (20 – 150g).
Gejala gejala yang dapat terlihat pada kasus keracunan metanol
Pada awalnya akan terjadi ganguan pada saluran cerna dengan gejala- gejala : sakit perut, mual dan munta-muntah. Selanjutnya terjadi depresi susunan syaraf pusat dan akan terlihat gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala keracunan alkohol (etanol) yaitu: sakit kepala, pusing, sakit otot, lemah, kehilangan kesadaran dan kejang-kejang ini berlangsung selama 12 – 24 jam.
Pada tahap selanjutnya jika korban tidak segera mendapat pertolongan yang tepat akan terjadi :
* Kerusakan syaraf optik dengan gejala-gejala : dilatasi pupil, penglihatan menjadi kabur dan akhirnya kebutaan yang permanen.
* Metabolisme acidosis dengan gejala-gejala : mual, muntah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat, tekanan darah menurun, syok kemudian koma dan akhirnya meninggal.

0 komentar:

Posting Komentar