Halaman

Sabtu, 23 April 2011

Kokai Dalam Tubuh

Kokain dalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya, Kokain adalah hasil yang didapat dari olahan tanaman belukar Erythroxylon Coca yang berasal dari amerika selatan. Saat ini Kokain masih digunakan oleh masyarakat lokal untuk membius pada saat pembedahan.Nama lain dari Kokain adalah Snow, coke , Girl, Lady dan crark, doble K.
Kokain digunakan karna secara karakteristik menyebabkan ilusi, euforia, peningkatan harga diri dan perasaan perbaikan pada mental dan fisik.
Pada pengguna kokai dosis tinggi gejala dapat terjadi seperti ganguan pada perilaku seks, agresif dan lepas kontrol, ganguan pernafasan, dan susah tidur.
Pada saat menghentikan pemakaian Kokain setelah keracunan berat akan ditandai dengan depresi, murung, jadi pemalu dan tertutup, sedih, loyo dan tidak bergaurah. Gejala putus kokain dapat berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari, gejala putus kokain juga dapat disertai dengan kecendrungan untuk bunuh diri.
Seperti halnya heroin, kokain dan beberapa obat yang berhubungan telah menimbulkan masalah yang mana mengakibatkan terjadinya peningkatan angka kematian. Karena kokain langsung dihancurkan bila diminum, maka orang lebih cenderung menggunakannya dengan cara disuntik atau dihisap. Akhir-akhir ini telah dilaporkan kematian akibat absorpsi via rectum. Pada beberapa waktu, pemakai kokain
meninggal akibat overdosis kokain. Di India, para pelacur telah menggunakan kokain pada vagina mereka.
Pada daerah dimana banyak terdapat pecandu kokain, kematian yang signifikan dihubungkan dengan penggunaan narkotik. Dari laporan Morild dan Stajic di New York, dari 103 kematian, toksikologi membuktikan bahwa 64 kematian adalah akibat kokain. Penelitian memperkirakan pemakaian kokain selama masa maternal menyebabkan terjadinya abruption placentae dan aborsi.

Kematian telah dicatat akibat menggunakan kokain sebanyak 20-30 mg di hidung tetapi apabila dipakai sebanyak segram di mulut tidak membahayakan. Seperti narkotik lainnya, toleransi terjadi pada pemakai kronis, membuat batasan level dosis yang berbahaya jadi lebih sulit. Dosis intravena sebanyak 100 mg, 10 kali lebih sering menyebabkan dosis letal, meskipun pada para pecandu kokain dosis ini dapat ditoleransi. Absorpsi via hidung kurang efektif dan membutuhkan dosis yang lebih besar untuk mencapai efek yang sama dengan penggunaan secara parenteral. Ulserasi dan perforasi pada septum hidung jarang ditemukan pada pengguna kronik. Kematian mungkin terjadi akibat hipersensitivitas atau overdosis kokain. Hal ini terjadi akibat mati mendadak yang disebabkan oleh cardiac arrest yang biasanya terjadi pada pemakai pemula.
Tidak ada gambaran spesifik pada autopsy. Oedem pulmoner yang biasanya ditemukan pada kematian akibat pemakaian heroin tidak ditemukan pada kematian akibat kokain, meskipun kematiannya akibat disritmia.
Kokain bekerja merangsang system saraf otonom. Tekanan darah dapat tiba-tiba naik mendadak kadang-kadang melebihi 300 mmHg sehingga dapat menyebabkan perdarahan otak.
Sama seperti opioid, hasil autopsy dapat memperlihatkan beberapa komplikasi dari penggunaan kokain dengan menggunakan jarum suntik, salah satunya adalah penularan penyakit infeksi HIV dan hepatitis. Beberapa tahun belakangan, di New York dan California, penularan malaria melalui jarum suntik menjadi salah satu masalah yang menimpa para pecandu kokain yang menggunakan syringe dan jarum suntik secara bersama-sama. Salah satu cara untuk mengobati Plasmodium yang merupakan penyebab malaria adalah dengan menggunakan kina.
Infeksi piogenik juga sering terjadi dan biasanya ditemukan dengan adanya phlebitis dan abses emboli. Ulserasi dapat terjadi di tempat suntikan sehingga dapat menyebabkan timbulnya limfadenitis regional, tetapi sekuele yang paling membahayakan adalah terjadinya endocarditis. Pada endokarditis karena infeksi piogenik ini dapat menyerang katup jantung manapun termasuk pada bagian kanan jantung, berbeda dengan endocarditis pasca reumatik yang biasanya tidak terpengaruh.
Banyak organisme yang menyebabkan infeksi ini, antara lain Streptokokkus hemolitikus dan non hemolitikus, Streptokokkus fekalis, Stefilokokkus aueus, Pseudomonas aeoginosa serta beberapa jamur. Kultur darah post mortem biasanya menunjukkan adanya infeksi campuran dari organisme-organisme tersebut. Untuk menentukan organisme mana yang paling dominant menyebabkan infeksi adalah sulit, tetapi ada cara yang signifikan untuk mencarinya, yaitu dengan mencari organisme mana yang paling banyak pertumbuhannya. Pendapat dokter mikrobiologi harus dicantumkan apabila terlihat kultur darah yang positif.
Obat apapun yang digunakan secara intravena biasanya terdiri dari starch atau talk yang mana dapat menyebabkan timbulnya granulomata benda asing di paru, dimana komponen yang tidak larut biasanya disaring dalam pembuluh darah pulmoner. Granulomata adalah karakteristik untuk pecandu obat yang menggunakan obat secara intravena, dan biasanya elemen refraktil dari granulomata ini mudah terlihat dalam mikroskop

0 komentar:

Posting Komentar